Tuesday, November 18, 2008

APBD 2009 Kabupaten Sumedang Collapse: Tak Ada Lagi Proyek

SUMEDANG - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tahun anggaran 2009, kolaps. Terlebih jika Kepala Daerah tak mampu mengupayakan penambahan anggaran dari pemerintah pusat, dipastikan tak akan ada lagi program atau proyek-proyek pembangunan di TA 2009 nanti.

Edi Askhari, Ketua Harian Panitia Anggaran (Pangar) Dewan Perwakilan Rakyat Dearah (DPRD) Kabupaten Sumedang, menyebutkan bahwa kondisi dan komposisi APBD 2009 yang bersumber dari APBN, dipastikan akan mengalami ketidakseimbangan yang sangat merugikan.

Dijelaskan, dari total APBD 2009 yang direncanakan sebesar Rp 985 milyar lebih, di antaranya senilai 86 persen bersumber dari APBN meliputi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Menurut Edi, DAU memang terjadi kenaikan Rp 21 milyar, namun DAK mengalami penurunan dari Rp 43 milyar menjadi Rp 40 milyar.

Yang paling parah, tambah Edi, ketika anggaran DAK untuk pendidikan naik Rp 29 milyar, justru DAK lainnya selain menurun bahkan terdapat yang hilang. Ia mencontohikan, DAK untuk pembangunan jalan dan lingkungan hidup, DAK nya hilang. Demikian pula DAK kesehatan, untuk tahun anggaran 2009, hilang.

Yang tak kalah pentingnya, adalah prediksi bakal terjadinya peningkatan anggaran untuk belanja pegawai. Sementara pemerintah pusat hanya menganggarkan kenaikan anggaran 15 persen per tahun.

Padahal, kata Edi, kebutuhan untuk belanja pegawai ini sangat besar. "Kita bekewajiban membayar sisa rapel gaji PNS, sisa dana fungsional guru. Belum lagi untuk membayar PNS pindahan dari luar kabupaten. Ini sangat memberatkan kita," ungkapnya.

Bahkan, untuk pemenuhan kebutuhan operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pangar DPRD telah melakukan pemangkasan anggaran hingga Rp 31 milyar.
"Kondisi semacam ini tentu saja cukup berat. Satu-atunya jalan kecuali Pak Bupati (Don Murdono) dan Pak Wakil Bupati (Taufiq Gunawansyah) berupaya ke tingkat pusat untuk penambahan anggaran 2009," ujarnya.

Sebab, lanjut Edi, kalau tidak adanya penambahan anggaran dari pusat, Sumedang dipastikan kolaps.
"Artinya, ini adalah awal dari kemunduran pembangunan di Sumedang, karena mulai tahun 2009, tidak akan ada lagi pembangunan seperti jalan dan lain-lain," katanya.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share
baca berita di lintas berita

2 comments:

Anonymous said...

salam,

mas, maaf saya panggil mas aja ya..:). saya tertarik untuk ngobrol lebih lanjut, saya sekitar sabut awal november ini pernah main ke kantor PWI, kalau tidak keberatan, saya minta no kontak mas, mungkin kapan-kapan kita bisa ketemu langsung, banyak hal yang ingin saya diskusikan, oh ya, salah satu temen saya dulu, pa Kusman purnama (pa apun) di DPRD Sumedang, bliau masih ckp sering main ke daerah , saya kenal baliau sjak saya masih SLTA..Sukses ya mas..

life still beautifull,,
wass

agus m

Teknik Komputer STEI-ITB Bandung

Endy Rosady said...

Wah Bung Agus saya salut deh. Trims atas perhatiannya.
Oh ya saya mengenal betul tentang Kang Apun, soalnya kakak kelas satu tingat saat di STMN Sumedang, jadi sangat dekat sekali dengan Kang Apun ini.
Nomoh kontak saya 08122411848
Salam