Saturday, November 29, 2008

Pembangunan GITET: Open Supandi gugat Bupati Sumedang dan PLN 

SUMEDANG - Pengadaan lahan untuk pembagunan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITET) oleh PT PLN (Persero) di Dusun Bunter RT 02/RW 02, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini berujung gugatan terhadap Bupati Sumedang.

H Open Supandi, penduduk Dusun Bunter RT 03/RW 02, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, yang merasa hak kepemilikannya dirampas, melalui Kuasa Hukum dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum "TRITURA" Bandung, masing-masing Hidayat, SH; Zaenal Abidin, SH; dan Tb Mochamad EJ, SH, MSc, telah melayangkan gugatan melalui Pengadilan Negeri Sumedang, 30 Oktober 2008.

Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sumedang H Don Murdono cq Ketua Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, menempati posisi Tergugat I.

Selain itu, Tergugat II PT PLN (Persero) Transmisi Jawa-Bali berkedudukan di Jalan Ciliwung, Bandung. Tergugat III yakni PT Bank Mandiri KCP Sumedang. Sedangkan Tergugat IV yaitu Dedi Supriatna penduduk Dusun Cijaringao, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimangung, Kabupaten Sumedang; dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Sumedang.

Kasus ini masih dalam proses di Pengadilan Negeri Sumedang. Namun demikian, pihak penggugat telah mendatangi Ismet Suparmat, Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Sumedang, Rabu (19/11) lalu.

"Tujuannya, pihak penggugat minta difasilitasi oleh legislatif agar pihak PT PLN (Persero) bisa menyelesaikan pembayaran ganti rugi tanah, yang sampai saat ini belum dibayarkan," kata H Sarnata, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sumedang, Sabtu (29/11).

Berdasarkan tugas dari Pimpinan DPRD, maka Komisi A akan segera menindak lanjuti untuk mempertemukan para pihak terkait. "Insya Alloh dalam waktu dekat ini kita akan segera mempertemukan mereka untuk mencoba mencari penyelesaian," kata Sarnata.

Diakui, kasus ini telah berproses di Pengadilan Negeri Sumedang. Hanya saja, sesuai dengan permintaan pihak penggugat yaitu Open Supandi, bahwa jika persoalan ini bisa selesai melalui DPRD, maka pihak penggugat akan segera mencabut gugatannya," ungkapnya.

Karenanya, lanjut Sarnata, dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap lembaga pengadilan, DPRD Kabupaten Sumedang akan mencoba membantu menyelesaikan perkara ini.

Dijelaskan, tanah seluas 1712 M2 (Nomor Bidang: 18) dan seluas 787 M2 (Nomor Bidang: 20A) di Dusun Bunter adalah milik H Open Supandi, yang dimohon PT PLN (Persero) untuk Pembangunan GITET.

Nilai ganti rugi dari PT PLN (Persero) untuk pemilik tanah tersebut yaitu Nomor Bidang 18 (1712 M2) sebesar Rp 343.197.360,00 dan untuk Nomor Bidan 20 A (787 M2) sebesar Rp 157.400.000,00 sehingga keseluruhan ganti rugi sebesar Rp 500.97.360,00.

Dalam kartu pembayaran telah tercatat pelaksanaan pembayaran melalui rekenoing milik H Open Sopandi, sebesar Rp 343.197.560. Hanya saja, selembar kartu pembayaran lainnya untuk pembayaran Nomor Bidang 20A sebesar Rp 157.400.000, konon telah diambil salah seorang petugas dari Panitia Pembebasan Tanah (P2T) dengan alasan untuk proses pencairan.

Ternyata, lanjut Sarnata, pembayaran untuk Nomor Bidang 20A tersebut, sampai saat ini belum juga sampai kepada H Open Sopandi selaku pemilik tanah. "Karena Komisi A sudah mendapat pendelegasian dari Pimpinan DPRD, maka kewajiban kita untuk melaksanakan tugas ini sampai tuntas," tambah Sarnata.***



baca berita di lintas berita

Friday, November 28, 2008

Pipa PDAM di Terminal Bocor, Ribuan Konsumen Menjerit

SUMEDANG - Jaringan pipa milik PDAM 20 Inci di seputar Terminal Ciakar di Jalan Prabu Gajah Agung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bocor sehingga membanjiri jalan dan mengakibatkan pula ribuan konsumen menjerit, karena suplai air terhenti.

Diduga, pecahnya pipa PDAM yang ditanam dalam tanah tersebut tepat di sambungan yang payah. Peristiwa ini terjadi sejak Jumat (28/1) pukul 02.00 dini hari.

Beberapa pedagang Tahu yang berjualan di Terminal Ciakar, menyebutkan bahwa mereka sempat mendengar sebuah ledakan. Ternyata, terjadi semburan air yang dipastikan berasal dari kebocoran pipa PDAM.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali melihat dari kejauhan. Masalahnya,, air yang keluar begitu besar hingga membanjiri jalan raya ini," kata Wahy (52), salah seorang pedagang Tahu.

Akibat bocornya pipa induk PDAM yang membanjiri Jalan P Gajah Agung di seputar terminal ini, cukup mengganggu arus lalulintas disana.

Hingga pukul 08.00 masih belum tampak petugas PDAM Sumedang yang memperbaikinya. Akibatnya, ribuan konsumen di wilayah perkotaan maupun Perumnas Jatihurip, menjerit karena suplai air tehenti.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Thursday, November 27, 2008

6 Balita ODHA Jiwanya Terancam: Modal Tipis, KPA Bakal Galang Dana

SUMEDANG - Ini baru temuan. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ternyata telah berhasil menemukan 6 anak Balita (di bawah lima tahun) dengan HIV di wilayah Sumedang.

Salah satu di antaranya bayi berusia 4 tahun dinyatakan sudah positif terkena AIDS. Balita-balita malang ini tertular HIV/AIDS dari ibu mereka yang ditularkan dari para suami yang kebanyakan pengguna narkoba suntik (penasun) dan konsumen Wanita Penjaja Seksual (WPS).

Tita Anarita, Program Officer KPA Sumedang mengatakan, orang tua balita ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) berstatus ekonomi keluarga miskin (Gakin). Sedangakan pengobatan dan perawatan ODHA Balita ternyata lebih tinggi dari ODHA dewasa.

Terutama dalam Pengadaan susu formula. ODHA Balita tidak dibolehkan menyusui ASI (Air Susu Ibu) dari ibu yang juga ODHA. Makai ASI harus diganti dengan susu formula.

"Masalahnya harganya mahal,” ujar Tita, Kamis (27/11). Sejauh ini, KPA tidak memiliki dana untuk penyelematan Balita ODHA. Padahal, setiap bulan KPA harus menyediakan 5 dus susu formula untuk satu orang Balita ODHA.

Harga susu formula dengan kualitas baik Rp 55 ribu/dus. Dengan demikian, uang yang harus disediakan KPA dalam satu bulan mencapai Rp 1,6 juta atau dalam satu tahun Rp 19,8 juta.

“Itupun hanya untuk kebutuhan susu, sedangkan obat ARV khususnya untuk Balita belum termasuk,” kata Tita. .Oleh karenanya, KPA bertekad untuk menggalang dana untuk menyelamatkan Balita ODHA maupun ODHA orang dewasa.

Penggalangan dana akan dilakukan dalam momentum peringatan Hari Aids Sedunia (HAS), 20 Desember mendatang. “Para pejabat, pengusaha, dan manajer bank akan kita undang. Mereka akan dimintai santunan. Masak iya mereka tidak punya uang meski Rp 50 ribu untuk disumbangkan bagi ODHA,” ujar Tita menyindir.

Dia menambahkan, 6 Balita ODHA tersebut masuk data KPA sebagai pengidap sindrom HIV/AIDS bersama 76 ODHA dewasa. Jumlah tersebut hasil pendataan terbaru yang dilakukan KPA dari kurun waktu bulan Maret sampai September 2008.

Pendataan sebelumnya, lanjut Tita, Balita yang tercatat dengan ODHA hanya 2 orang, sementara ODHA dewasa 54 orang. Kasus terdahulu, 2 Balita ODHA meninggal dunia. “ Jumlah saat ini merupakan temuan paling pesat di tahun 2008,” tandas Tita.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Cimanuk Ancam Balerante, Rumah Dibongkar Warga Mengungsi

SUMEDANG - Sungai Cimanuk di musim hujan 2008 ini, mulai lagi menjadi ancaman bagi penduduk. Tengok saja di Dusun Balerante, Desa Palabuan, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini terancam kehilangan tempat tinggal.

Masalahnya, air sungai Cimanuk yang berarus sangat kuat terus menggerus lahan permukiman warga yang tinggal di pinggir sungai terbesar di Sumedang itu.

Celakanya, tanggul penahan banjir sepanjang 500 meter yang dibangun tahun 1980-an hancur. Tercatat telah ada 4 rumah yang dibongkar warga. Mereka terpaksa mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

Tercatat sebanyak 14 rumah lain yang juga terancam saat ini sudah dibongkar pendudk. Lebih memprihatinkan, saat ini warga tinggal di rumahnya masing-masing dengan dihantui rasa was-was, karena khawatir Cimanuk tiba-tiba meluap akibat air bandang kiriman dari arah Sumedang Kota dan Garut.

Gerusan air sungai Cimanuk dimulai sejak tahun 2002 dan sedikitnya ada 50 rumah yang sudah lenyap. Tahun 2007 lalu, terdapat 16 rumah warga yang dibongkar.

Komar (38) warga RT 02/05 terpaksa membongkar rumahnya sendiri. Jarak rumahnya ke tebing sungai saat ini tersisa 3 meter lagi. Padahal, kata Komar, sebelumnya berjarak 20 meter.

Kondisi seperti itu, memaksa Komar, isteri dan kedua anaknya tinggal di sebuah kandang ayam berukuran 2x4 meter.

"Kami terpaksa tinggal di kandang ayam soalnya tidak ada tempat lain untuk mengungsi. Kami tak takut flu burung, yang penting ada tempat buat berteduh," ujarnya.

Denny Tanrus, Camat Ujungjaya, membenarkan air Cimanuk mulai menggerus permukiman warga sejak dua pekan lalu. Warga di pinggiran Cimanuk banyak yang panik ketika air bandang datang dari hulu sungai. “Sejak itulah kami minta warga untuk mengosongkan rumah dan segera mengungsi,” katanya.

Sekretaris Daerah H Atje Arifin Abdullah, telah melakukan peninjauan ke lokasi korban gerusan sungai Cimanuk. Pada saat itulah Atje segera memerintahkan staffnya untuk mengirimkan dua kuintal beras dan mie instan untuk warga.

Di bagian lain, Sekda berjanji akan memberikan uang stimulan untuk warga pengungsi, ttaapi dia tidak menyebutkan berapa jumlah bantuan yang akan diberikan. "Tahun lalu warga mendapat Rp 5 juta per KK sebagai stimulan membangun rumah," kata Sekda.

Menurutnya, satu-satunya jalan untuk mencegah gerusan air Cimanuk yakni dengan membuat bantalan sungai untuk memecah arus sehingga tidak terlalu kuat.

Dia mencontohkan seperti yang pernah dibuat di Dusun Bojongterong. "Dengan ada bantalan sungai, arus menjadi tidak terlalu deras dan diharapkan tidak ada tebing sungai yang tergerus," kata Sekda.

Adapun upaya jangka panjang, kata Atje, bahwa rehabilitasi Cimanuk harus dilakukan yang menjadi tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.

Pemkab Sumedang hanya bertanggungjawab pada persoalan relokasi warga. "Tahun lalu Pemkab Sumedang sudah mengusulkan ke BBWS, tapi belum ada respon. Tahun ini akan diusulkan kembali," tambah Sekda.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Gunung Geulis Perlu Kepedulian Perhutan gelar Penghijauan

SUMEDANG - Gunung Geulis yang berada di wilayah Kecamatan Jatinangor, Tanjungsari dan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memang tampak indah bila dilihat dari kejauhan. Sayangnya, kondisi Gunung Geulis ini ternyata masih memerlukan kepeduian semua pihak.

Tak mengherankan, apabila pemerintah, Lembaga Swdaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakat (Ormas) dan masyarakat terus berupaya melakukan penghijauan.

Bahkan, lahan seluas 30 hektar dari 335 hektar milik Perhutani ini, akan ditanami pohon jenis kayu dan buah-buahan yang ddigelar KPH Perhutani Sumedang, sebagai Pencanangan Bulan Menanam dari Pemerintah, Jumat (28/11).

Dadan Suwardi, Administratur KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kabupaten Sumedang, menyebutkan upaya penghijauan di kawasan Gung Geulis tersebut guna menyukseskan Bulan Menanam, yang secara serempak dilaksanakan di Indonesia, 28 November 2008.

"Sebenarnya ini merupakan kegiatan 'Bulan Menanam' dari BKPH (Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan) Manglayang Timur. Tetapi di Gunung Geulis ini kita jadikan sebagai lokasi pencanangan Bulan Menanam tersebut," kata Dadan.

Kegiatan penghijauan serupa secara serempak dilaksanakan di delapan BKPH yang meliputi 32 RPH (Resort Pemangkuan Hutan) di wilayah Kabupaten Sumedang.

Menurut Dadan, jumlah bibit yang akan ditanam khusus di Gunung Geulis sebanyak 5.000 pohon buah-buahan dan kayu-kayuan hasil persemaian BKPH Manglayang Timur.
Diakui, di kawasan Gunung Geulis ini seringkali dilaksanakan penghijauan oleh berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian alam disana.

"Saat ini memang sudah banyak pohon jenis kayu maupun buah-buahan yang ditanam di atas areal seluas 335 hektare," paparnya.

Adapun teknis penanaman pada pencanangan Bulan Menanam kali ini, akan dilaksanakan penanaman di antara tanaman yang sudah ada.

"Kalau kita hitung, jumlah tanaman yang ada sekarang ini, sebenarnya sudah melebihi kapasitas. Tetapi penghijauan sebelumnya tidak semua berhasil akibat banyaknya gangguan termasuk musim kemarau, sehingga tidak sedikit tanaman yang mati," ungkap Dadan.

Dadan meyakinkan, bahwa keberadaan Gunung Geulis bila dilihat dari kajauhan tampak ada lokasi-lokasi yang gundul. "Padahal, disana sudah ada upaya penanaman dan sudah ribuan pohon yang ditanam disana," tandasnya.

Disebutkan, keberadaan Gunung Geulis memang bukan hanya untuk kepentingan Perhutani, melainkan warga lingkunagn sekitar. Sebab, lanjut Dadan, Gunung Geulis ini adalah daerah penyangga air, dan pelestarian ekosistem disana akan menenttukan kualitas lingkungan di kawasan Gunung Geulis.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Lomba Mars Korpri 2008, Pertama Ganeas Raih Juara II

SUMEDANG - Meskipun baru mencapai peringkat ruuner up Lomba Mars Korpri, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, untuk pertama kalinya berhasil mendulang prestasi.

Camat Ganeas, Asep A Junaedi, ketika ditemui, mengakui prestasi ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Ganeas.

"Bisa dibayangkan, kecamatan yang kecil bisa menyaingi kecamatan yang besar. Alhamdulillah meskipun Juara II, ini prestasi luar biasa bagi kami," kata Asep, Kamis (27/11).

Adapun hasil perlombaan Mars Korpri 2008 tersebut, Juara I Kecamatan Sumedang Utara; Juara II Kecamatan Ganeas; dan Juara III Kecamatan Sumedang Selatan.

Menurut dia, persiapan mengikuti Loma Mars Korpri ini memang cukup lama yang melibatkan anggota Korpri dari berbagai dinas/instansi di Ganeas.

"Hasil kerja keras ini ternyata membuahkan hasil yang pantas dibanggakan. Soalnya, tidak mudah untuk mencapai prestasi ini karena harus bersaing dengan kecamatan-kecamatan yang telah mapan," tambahnya.

Karernanya, aras prestasi yang diraih ini Asep menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta Lomba Mars Korpri. Hal ini pun, katanya pula, tak luput dari dukungan masyarakat Ganeas.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Wednesday, November 26, 2008

Minyak Tanah Bersubsidi di Sumedang: Stok sampai Desember 2008

SUMEDANG - Keberadaan minyak tanah di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, hingga Desember 2008, dimungkinkan stok bahan bakar ini masih cukup tersedia.

Sedangkan pada tahun 2009, belum diketahui pasti karena penyaluran Program Konversi Minyak Tanah ke LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram harus tuntas 10 Desember 2008.

"Dari sosialisasi program konversi, kita mengetahui dari pejabat Pertamina bahwa keberadaan minyak tanah akan disesuaikan dengan penyaluran program konversi," kata Faizal, Kepala Bagian Ekonomi pada Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sumedang, belum lama ini.

Karenanya, apabila di Kabaten Sumedang penyaluran program konversi minyak tanah ke LPG tuntas 10 Desember 2008, maka pada tahun 2009, minyak tanah kemungkinan hanya bisa diperoleh di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dengan harga non subsidi.

"Tetapi yang jelas mengenai hal ini sangat tergantung dari kebijakan Pertamina. Pemerintah Kabupaten Sumedang tidak bisa melakukan intervensi, karena hanya bertindak selaku fasilitator saja," kata Faizal.***
Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Pendaftaran CPNS di Kabupaten Sumedang capai 5583 Pelamar

SUMEDANG - Hingga Rabu (26/11), Panitia Penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, telah mencatat sebanyak 5583 pelamar. Meskipun penutupan telah berakhir sampai 24 November 2008 (Cap Kantor Pos), jumlah pelamar belum final karena dimungkinkan masih dalam perjalanan Kantor Pos.

H Zaenal Alimin, Kepala BKPPD (Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah) Kabupaten Sumedang, menyebutkan, pihaknya memperkirakan masih adanya surat lamaran yang masih dalam perjalanan di Kantor Pos.

Karenanya, dari jumlah 5583 pelamar tersebut terdapat kemungkinan masih akan terus bertambah. "Berdasarkan ketentuan bahwa tanggal pengiriman surat lamaran paling lambat tertanggal 24 November 2008 (Stempel Kantor Pos). Jadi, mungkin saja masih di perjalanan," kata Zaenal.

Menurut dia, Panitia Penerimaan CPNS Kabupaten Sumedang, saat ini masih melakukan pemeriksaan dan pengelompokan untuk tenaga guru, kesehatan, dan teknis lainnya. "Proses ini cukup lama, karena memerlukan kehati-hatian dari panitia, sehingga tidak terjadi kesalahan," ungkapnya.

Dijelaskan, rencana pelaksanaan ujian seleksi akan dilaksanakan 7 Desember 2009. Hanya saja, yang semula hanya akan dilaksanakan di sebuah gedung, namun karena pelamar sangat banyak, pihak panitia harus mencari bangunan lain untuk pelaksanaan seleksi.

"Sebagai alternatif, kemungkinan kita akan memakai gedung SD (Sekolah Dasar) yang ada di wilayah perkotaan. Itulah sebabnya, kita masih harus mencari dan koordinasi dengan pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Ongkos Penyaluran LPG di Rancakalong, Jangan Libatkan Desa

SUMEDANG - Jadwal pendistribusian program konversi minyak tanah ke (Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram ke Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, dilaksanakan Rabu (26/11).

Ribuan paket LPG (kompor, tabung gas, selang dan regulator) akan disalurkan ke 10 desa yang ada di Kecamatan Rancakalong.

Endi Ruslan, Camat Rancakalong, ketika ditemui membenarkan penyaluran program konversi mulai dilaksanakan pihak Pertamina, Rabu (26/11). "Secara administrasi tidak ada permasalahan, ya lancar-lancar saja," katanya.

Hanya saja, terdapat permasalahan pendistribusian dari kantor desa ke rumah tangga sasaran. "Soalnya, pihak konsultan Pertamina, hanya mendistribusikan paket ke setiap kantor desa," kata Endi.

Dijelaskan, pihaknya telah melarang adanya pungutan biaya dari masyarakat terkait biaya pengiriman ke setiap rumah tangga sasaran. "Memang pada akhirnya timbul persoalan tentang biaya pengiriman," katanya.

Menurut dia, biaya pengiriman dari kantor desa ke rumah tangga sasaran tidak disediakan konsultan Pertamina. "Memang, secara teori ketika paket LPG sampai di kantor desa, setiap warga bisa mengambil ke kantor desa. Kenyataannya, jarak dari kantor desa ke dusun-dusun berjauhan," papar Endi.

Itulah sebabnya, kemungkinan yang akan terjadi adalah adanya musyawarah masyarakat tentang iuran untuk ongkos kirim. "Selama itu inisiatif masyarakat yang dikoordinir oleh Ketua Rukun Warga. Yang jelas, dalam hal ini tidak melibatkan desa," tegasnya. ***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

Tuesday, November 25, 2008

Penampakan Pocong, Ny Tati buka Tali dan Kapas Jenazah

SUMEDANG - Percaya atau tidak, inilah yang terjadi di Dusun Talun Kaler RT 05/RW 01 Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pocong (hantu) menghampiri Ny Tati Kuswati (52), meminta dibukakan tali pengikat kain pembalut (kavan) dan asiwun (kapas) penutup bagian muka jenazah.

Uniknya, setelah tali dibuka - kecuali tali di bagian atas kepala - pocong menghilang dan meninggalkan tali pengikat berikut kapas penutup muka. Barang bukti ini, kini masih dipegang Ny Tati, namun ia bingung apa mesti dilakukannya.

Ny Tati Kuswati, istri Nana Suhana (62) yang kesehariannya berjualan sayur keliling, ketika diminta konfirmasi, Selasa (25/11), membenarkan ia telah dua kali didatangi pocong. Pertama, Selasa (11/11) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Terakhir, pocong menemui lagi Ny Tati di saat ibu dari tiga putra-putri ini sedang mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat Tahajjud, Minggu (23/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.

"Bu.....,Bu......," demikian suara panggilan yang terdengar lirih dan akhirnya Ny Tati pun ke luar rumah. Ia mengaku penasaran, dan setelah berada di teras depan ia mencari-cari sumber suara. Ternyata, kata Ny Tati, ia melihat bayangan putih berbentuk Pocong sedang berdiri tak jauh dari rumahnya. ""Saya kaget, tetapi saya penasaran. Karenanya, saya mencoba menyapanya," ungkapnya.

Di luar dugaan pocong itupun menghilang. Peristiwa itu terjadi Selasa (11/11) pukul 01.00 WIB dini hari. Kejadian seperti itu, lanjut Mrs Tati, memang sering terjadi di saat hendak menjalankan sholat Tahajud.

Kejadian berulang pada Minggu (23/11) dini hari. Saat ia sedang wudlu, suara panggilan seperti dua pekan lalu tersebut terdengar jelas di kesunyian malam seperti itu.
"Karenanya, setelah saya wudlu, saya langsung ke luar rumah. Dan, disana sudah ada pocong yang memanggil-manggil saya," katanya.

Ny Tati langsung mendekatinya, dan mencoba menanyakan siapa dan ada apa gerangan. Hebatnya, sang pocong ini langsung menjawab dengan nada sengau. Ia paham betul soal ini, karena seringkali mengurusi mayat yang hendak disemayamkan.

"Saya melihat tali pengikat tubuh masih mengikat. Saya simpulkan, kalau pocong ini memerlukan pertolongan. Karenanya, setelah dia memberikan anggukan, kemudian saya gandeng masuk ke dalam rumah," tuturnya..

Ny Tati mengaku mampu menyentuh bayangan putih itu secara nyata. Maka pocong itupun segera dibaringkan di ruangan tengah. "Saya mencoba membuka tal, dan membuka balutan kapas di bagian muka. Pocong itupun sepertinya bahagia, dia diam saja," katanya.

Karenanya, Ny Tati mencari kertas koran untuk membungkus kapas dan tali pengikat tubuh pocong. "Eh ketika saya balik lagi, dia sudah menghilang. Saya benar-benar bingung, apa yang harus perbuat dengan barang ini," ujarnya.

Ny Tati mengaku penasaran siapa dan dari mana asal gerangan pocong tersebut. Karenanya, ia memutuskan, jika sampai Sabtu (29/11) malam tak ada juga petunjuk, Ny Tati akan segera menyemayamkannya.

"Ini pengalaman luar biasa, tetapi sekaligus membuat penasaran tentang keberadaan pocong ini. Sepertinya, dia korban kecelakaan lalulintas yang dikuburkan asal-asalan. Entah dari mana asalnya," tambah Ny Tati.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share