Thursday, November 27, 2008

Cimanuk Ancam Balerante, Rumah Dibongkar Warga Mengungsi

SUMEDANG - Sungai Cimanuk di musim hujan 2008 ini, mulai lagi menjadi ancaman bagi penduduk. Tengok saja di Dusun Balerante, Desa Palabuan, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini terancam kehilangan tempat tinggal.

Masalahnya, air sungai Cimanuk yang berarus sangat kuat terus menggerus lahan permukiman warga yang tinggal di pinggir sungai terbesar di Sumedang itu.

Celakanya, tanggul penahan banjir sepanjang 500 meter yang dibangun tahun 1980-an hancur. Tercatat telah ada 4 rumah yang dibongkar warga. Mereka terpaksa mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.

Tercatat sebanyak 14 rumah lain yang juga terancam saat ini sudah dibongkar pendudk. Lebih memprihatinkan, saat ini warga tinggal di rumahnya masing-masing dengan dihantui rasa was-was, karena khawatir Cimanuk tiba-tiba meluap akibat air bandang kiriman dari arah Sumedang Kota dan Garut.

Gerusan air sungai Cimanuk dimulai sejak tahun 2002 dan sedikitnya ada 50 rumah yang sudah lenyap. Tahun 2007 lalu, terdapat 16 rumah warga yang dibongkar.

Komar (38) warga RT 02/05 terpaksa membongkar rumahnya sendiri. Jarak rumahnya ke tebing sungai saat ini tersisa 3 meter lagi. Padahal, kata Komar, sebelumnya berjarak 20 meter.

Kondisi seperti itu, memaksa Komar, isteri dan kedua anaknya tinggal di sebuah kandang ayam berukuran 2x4 meter.

"Kami terpaksa tinggal di kandang ayam soalnya tidak ada tempat lain untuk mengungsi. Kami tak takut flu burung, yang penting ada tempat buat berteduh," ujarnya.

Denny Tanrus, Camat Ujungjaya, membenarkan air Cimanuk mulai menggerus permukiman warga sejak dua pekan lalu. Warga di pinggiran Cimanuk banyak yang panik ketika air bandang datang dari hulu sungai. “Sejak itulah kami minta warga untuk mengosongkan rumah dan segera mengungsi,” katanya.

Sekretaris Daerah H Atje Arifin Abdullah, telah melakukan peninjauan ke lokasi korban gerusan sungai Cimanuk. Pada saat itulah Atje segera memerintahkan staffnya untuk mengirimkan dua kuintal beras dan mie instan untuk warga.

Di bagian lain, Sekda berjanji akan memberikan uang stimulan untuk warga pengungsi, ttaapi dia tidak menyebutkan berapa jumlah bantuan yang akan diberikan. "Tahun lalu warga mendapat Rp 5 juta per KK sebagai stimulan membangun rumah," kata Sekda.

Menurutnya, satu-satunya jalan untuk mencegah gerusan air Cimanuk yakni dengan membuat bantalan sungai untuk memecah arus sehingga tidak terlalu kuat.

Dia mencontohkan seperti yang pernah dibuat di Dusun Bojongterong. "Dengan ada bantalan sungai, arus menjadi tidak terlalu deras dan diharapkan tidak ada tebing sungai yang tergerus," kata Sekda.

Adapun upaya jangka panjang, kata Atje, bahwa rehabilitasi Cimanuk harus dilakukan yang menjadi tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.

Pemkab Sumedang hanya bertanggungjawab pada persoalan relokasi warga. "Tahun lalu Pemkab Sumedang sudah mengusulkan ke BBWS, tapi belum ada respon. Tahun ini akan diusulkan kembali," tambah Sekda.***


Share/Save/BookmarkBookmark and Share

No comments: